Minggu, 31 Januari 2016

Sentra Industri Kerajinan Tatah Sungging Gendeng


Kerajinan wayang kulit di Gendeng dimulai sekitar tahun 1929. Orang yang mempelopori pembuatan wayang kulit ini adalah (Alm) Bpk Walijo atau lebih dikenal dengan nama Pak Pujo. Kecintaannya pada kesenian wayang kulit membuat Pak Pujo mendirikan sanggar kesenian yang menjadi wadah bagi orang-orang sekitar yang ingin belajar membuat wayang kulit. Dari sinilah nantinya murid-murid Pak Pujo mampu berkembang dan mendirikan tempat sendiri untuk memproduksi wayang kulit, hingga membentuk lingkungan seni kerajinan yang kemudian dikenal sebagai Sentra Industri Kerajinan Wayang Kulit Gendeng.
Produk unggulan daerah ini lebih utamanya adalah wayang kulit gaya Yogyakarta dengan kualitas tinggi. Pengrajin wayang di dusun Gendeng mampu membuat karya yang benar-benar berkualitas. Bahkan saat ini masih ada beberapa pengrajin yang hanya mau membuat wayang kulit berkualitas tinggi saja. Karena pada kenyataannya banyak orang tidak mengerti dan tidak bisa membedakan mana wayang yang berkualitas baik dan yang buruk. Karena jika dilihat sekilas, bagi orang awam memang susah untuk membedakan kualitas suatu wayang kulit. Sehingga kemudian banyak bermunculan wayang yang hanya untuk souvenir dengan kualitas biasa atau harga rendah.

Anda dapat pergi ke sana dengan menyewa kendaraan, salah satu jasa sewa mobil di jogja adalah Guntur Sakti, harga murah dan pelayan prima

Baca Juga rental mobil jogja Guntur Sakti harga mulai 50 ribu>


Makam Kotagede

Kotagede yang sering disebut juga Sargede terletak kurang lebih lima kilometer di sebelah tenggara Yogyakarta. Di kota ini wisatawan dapat mengunjungi makam Raja-raja Mataram. Bagi yang ingin masuk ke dalam makam harus mengenakan pakaian tradisional yang dapat disewa di tempat itu juga. Kompleks makam terbagi dalam 3 bagian, yaitu Masjid, makam dan sendang. Masjid terletak di bagian timur, makam di bagian barat dan sendang di bagian barat daya. Ketiga bagian tersebut dibatasi oleh pagar tembok dan dihubungkan dengan gapura. Halaman pertama ini terdapat prasasti. Halaman kedua terdapat 4 buah bangunan, yaitu bangunan di sudut tenggara, timur laut, barat laut dan barat daya. Halaman ketiga, terdapat bangunan utama yang terdiri dari 3 buah bangunan yang disebut Bangsal Prabayaksa, Bangsal Witana dan Bangsal Tajug. Selain itu juga terdapat bangunan yang disebut dengan Bangsal Duda. Selain bangunan utama terdapat bangunan cungkup yang lain dengan ukuran yang lebih kecil, yang berada di sebelah timur bangunan utama. Cungkup tersebut berisi makam-makam keturunan Pangeran Pakualam I.

Anda dapat pergi ke makam kota gendhe dengan menggunakan jasa rental mobil jogja Guntur Sakti, selain biaya murah juga pelayanan driver ang ramah

Baca juga: rental mobil jogja Guntur Sakti harga mulai 50 ribu

Petilasan Pandan Payung merupakan satu kompleks petilasan yang terdiri atas satu bangunan utama dan beberapa bangunan lain. Bangunan utama berupa rumah dengan dinding tembok dan lantai pasir. Atap bangunan ini terbuat dari anyaman daun tebu kering yang disebut rapak. Bangunan menghadap ke selatan (arah pantai). Bangunan memiliki dua pintu pada sisi barat dan timur. Pada sisi barat bangunan yang digunakan untuk tempat peristirahatan para peziarah atau pengunjung ini terdapat beberapa benda antara lain arca dan dua buah batu berbentuk menyerupai umpak. Keberadaan Petilasan Pandan Payung sebenarnya tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan Petilasan Pandan Simo yang berada di sebelah barat daya pintu masuk kawasan Pantai Pandan Simo. Menurut cerita setempat Pandan Payung lebih dulu digunakan sebagai tempat semedi atau bertapa Sultan Hamengku Buwana VII. Entah pada malam ke berapa beliau melihat seberkas sinar di langit. Seberkas sinar itu disebutnya sebagai tanda wahyu keraton Mataram. Oleh karenanya, Sultan Hamengku Buwana VII kemudian mengikuti arah sinar tersebut.

Baca Juga : jasa rental mobil jogja Guntur Sakti harga mulai 50 ribu

Nama Pandan Payung sendiri diambilkan berdasarkan fenomena yang pernah terjadi di tempat ini. Zaman dulu di tempat ini pernah tumbuh pohon pandan yang sangat tinggi dan lebat sehingga orang dapat bernaung di bawahnya. Orang yang demikian ini seolah-olah tengah berada di bawah naungan payung. Oleh karena itulah, maka tempat ini diberi nama Pandan Payung.


Parangtritis merupakan pantai paling populer di Yogyakarta. Pantai Parangtritis merupakan pantai yang landai dan mempesona, dikombinasikan dengan bukit berbatu, bukit pasir dengan pasir berwarna hitam. Ada dua hal yang membuat Parangtritis ramai dibicarakan: pemandangan matahari terbenamnya yang romantis di kala senja dan mitos Nyai Rara Kidul. Banyak orang percaya Pantai Parangtritis adalah gerbang kerajaan gaib Nyai Rara Kidul yang menguasai laut selatan. Selain itu Parangtritis juga dikenal dengan ombak besar dan bukit-bukit pasirnya, atau biasa disebut gumuk. Pada musim kemarau biasanya angin bertiup lebih kencang, dan ombaknya rata-rata setinggi dua sampai tiga meter. Sebagai kawasan wisata, Parangtritis dikelola dengan cukup baik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul. Mulai dari fasilitas penginapan sampai pasar yang menjajakan souvernir khas tersedia di Parangtritis.

Goa Surocolo / Goa Sunan Mas

Goa Surocolo disebut juga dengan Goa Sunan Mas. Disebut Goa Sunan Mas karena dulu goa ini menjadi tempat persembunyian Sunan Amangkurat III atau Sunan Amangkurat Mas sewaktu berkonfrontasi dengan Belanda. Selain Goa Surocolo disekitarya juga terdapat 3 buah goa lain yakni Goa Kendhil, Goa Kenek dan Goa Tawas. Disekitar goa juga ditemukan beberapa Arca Mahakal, Jaladwara, batu candi dan prasasti. Dilihat dari keberadaan arca tersebut diduga kuat merupakan peninggalan masa Hindu yang berlarut hingga masa Islam. Di dalam goa itu sendiri dahulu terdapat sebuah prasasti yang berisi kronogram yang berbunyi "Krtining Pannembah Winayang hing ratu - 1624" yang sekarang telah dibawa ke Museum Jakarta. Sedangkan di depan goa terdapat prasasti yang terbuat dari batu andhesit. Walau kondisinya sudah terbelah namun masih jelas terlihat gambar wayang Bhatra Gana dengan belalai mengangkat kedua belah tangannya memegang wadah. Pada tahun 1976 juga ditemukan arca perunggu.